Tuesday, October 14, 2008

Beberapa Hal yang Akan Terjadi di Indonesia Akibat Krisis Amerika Serikat


Krisis yang terjadi sekarang di AS sudah pasti akan berpengaruh di Indonesia, tetapi dampak yang akan terjadi belum bisa diprediksi. Tapi ada beberapa hal dalam sektor riil yang harus segi diantisipasi karena menyangkut sendi kehidupan masyarakat di Indonesia:

1. masuknya barang secara ilegal dari Luar Negeri secara besar-besaran terutama barang ritel, hal ini terjadi karena produsen ritel terbesar yakni Cina, akan menghadapi dumping besar-besaran yang dilakukan AS dan Eropa, apalagi ditambah dengan isu melamin. Sementara mesin pabrik industri Cina tidak mungkin dihetikan dan kapasitasnya sangat besar. Satu-satunya cara adalah memasukkannya ke pasar-pasar alternatif, termasuk Indonesia, dan Indonesia akan kesulitan menghambatnya, karena terlalu banyak jalur perdagangan ilegal terutama pelabuhan-pelabuhan gelap di Indonesia.

2. keluarnya barang (ekspor) secara ilegal ke luar negeri secara besar-besaran. Tingginya ongkos produksi dan biaya distribusi, juga kebutuhan akan uang cepat, memaksa perdagangan ilegal kembali marak, terutama untuk komoditi hutan dan laut (kayu dan ikan)

3. menurunnya daya beli yang berakibat berkurangnya rasa cinta produksi dalam negeri dan semakin tingginya konsumsi barang luar negeri, pada kenyataannya banyak barang luar negeri terutama barang konsumsi yang harganya jauh lebih murah saat ini, apalagi bila penyelundupan ilegal dari Cina meningkat, produsen kita akan sangat sulit bersaing ditambah semakin mahalnya biaya distribusi. Saat ini saja, masyarakat-masyarakat di Perbatasan Kalimantan Timur, Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara lebih banyak berbelanja di Malaysia dan Phillipina ketimbang di Indonesia sendiri.

4. semakin tingginya persaingan di pasar dalam negeri, akan menyebabkan persaingan usaha tidak sehat kembali marak, akibat banyaknya barang ilegal yang masuk dan semakin rendhanya daya beli masyarakat produsen lokal harus bersaing keras dan hukum siapa yang kuat akan bertahan pasti terjadi meskipun kita memiliki UU Persaingan Usaha

5. naiknya ongkos produksi dan persaingan yang ketat berakibat runtuhnya produsen lokal, naiknya pengangguran dan berakibat pada naiknya angka kriminalitas. Kriminalitas dipastikan meningkta bila penganguran juga meningkat ditambah dengan rendahnya daya beli masyarakat akan mendorong manusia berpikir cepat unutk memenuhi kebutuhannya dan terkadang irasional sehingga bukan saja kriminalitas yang meningkat teteapi juga tingkat depresi.

6. permintaan akan komoditas-komoditas manufaktur Indonesia di LN akan semakin turun akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Permintaan baja, tekstil, bahkan mungkin hingga ke TKI akan menurun seiring berkurangnya pertumbuhan ekonomi di negara mitra utama seperti Cina untuk baja, AS untuk tekstil dan Korea, Malaysia serta Taiwan untuk TKI kerah biru (buruh bangunan, buruh pabrik).

7. sektor transportasi untuk distribusi kehilangan pasar. Berkurangnya komoditas yang diperdagangkan akan membuat sektor transportasi distribusi yang selama ini menyerap tenaga kerja besar akan menurun aktivitasnya terutama pelabuhan dan kapal kargo. Artinya tingkat pengangguran bisa meningkat di sektor ini.
8. rendahnya permintaan kredit untuk usaha akibat suku bunga yang tinggi, mengakibatkan UKM kesulitan untuk berkembang, para pengangguran yang berencana akan beralih menjadi wirausaha juga akan berpikir dua kali.

9. kesemuanya berujung pada semakin sulitnya menekan angka kemiskinan di Indonesia.

Beberapa solusi yang harus dilakukan:
  • Peningkatan keamanan dalam negeri, terutama pengawasan perbatasan, perairan, hutan, pintu-pintu masuk dari LN dan pengawasan pelabuhan gelap. Potensi yang akan terjadi adalah peningkatan perdagangan ilegal dari luar negeri ke dalam negeri maupun sebaliknya
  • jangan hanya menuntut masyarakat ”gunakan produk dalam negeri” tetapi fasilitasi juga oleh pemerintah, bantu distribusikan produk-produk lokal ke seluruh pelosok Indonesia. Hal ini sekaligus membuka pasar produk dalam negeri. Kembangkan perdagangan intra dalam negeri, antar provinsi. Sehingga perekonomian masyarakat meskipun lebih subsisten tetapi tidak terlalu bergantung pada LN. Nyatanya didaerah perbatasan dan kawasan timur Indonesia, barang-barang lokal tidak banyak dan sangat mahal, sementara produk malaysia dan cina membanjir disana.
  • Sektor bisnis, harus merubah target pasar mereka, jangan hanya mengandalkan ekspor tetapi juga ekspansi pasar di dalam negeri.
  • beri fasilitas kemudahan kredit, perizinan dll. yang lebih besar bagi sektor UKM ketimbang bagi usaha besar. Hal ini untuk mengantisipasi agar para pengangguran mau berwirausaha.
  • kembangkan pemberdayaan kemampuan ekonomi keluarga, sehingga perekonomian keluarga tetap hidup tanpa bergantung pihak lain. Sekaligus untuk meningkatkan daya beli mereka dan mencegah perekonomian yang semakin subsisten di pedesaan.

2 comments:

Gadih Lambah Anti Koruptor said...

Bos, ini sudah dikirim ke SBY dkk belum, terutama menteri perekonomiannya neh...

Kayakna sih sikap dan cara yang dilakukan berlawanan dengan hal-hal yang ada didalam tulisan ini.

Bisa-bisa negara ini AMbruk

@Satria said...

munkin tambahan juga lesunya sektor properti akibat tingginya suku bunga. ada juga potensi gagal bayar KPR akibat kenaikan suku bunga di tahun 2007 ke saat ini. Meskipun sepertinya di Indonesia bank ngga menerbitkan surat utang dengan jaminan KPR seperti di amrik (cmiiw), sehingga ga ada dampak ke pasar modal lokal. Mayoritas pembiayaan perumahan di Indonesia menggunakan sistem floating. Untuk merayu pasar, bank/developer menawarkan suku bunga yang rendah di tahun pertama (awal tahun 2008 suku bunga pernah sampai 7% saja), lalu mengikuti suku bunga pasar ditahun2 berikutnya. Beberapa bank yang bekerjasama dengan developer malah menawarkan DP 0%. Nah, ketika cicilan melambung tinggi setelah lewat tahun pertama, terjadi gagal bayar.. secara ngga langsung jadi banyak orang kehilangan rumah akibat krisis di amrik. ini malah mungkin juga menyebabkan turunnya harga properti.