Tuesday, October 21, 2008

Beberapa Catatan atas 10 Arahan SBY Hadapi Krisis

Berikut beberapa hal yang patut dicatat sebagai bahan kritik atau mungkin sebagai pertanyaan tentang 10 poin arahan sby utk menghadapi krisis finansial


Pertama, optimistis, bersatu, dan bersinergi untuk
mengelola, serta mengawasi dampak krisis yang melanda Amerika.


Agak klise, tapi okelah sebagai ajakan seorang pemimpin. optimis tapi kebablasan bahaya juga, klo kata2nya "waspada" mungkin lebih baik.

Kedua, menyerukan untuk tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang mencapai enam persen.

kenapa kekeuh pertumbuhan ekonomi? toh ternyata pertumbuhan ekonomi kemarin lebih banyak di pasar uang? toh ternyata yang mengerti dan bisa menikmati pasar uang cuma orang-orang kaya, toh ternyata pasar uang terbukti hancur karena krisis? toh ternyata pasar uang cuma memberi pertumbuhan ekonomi semu? lalu kenapa suku bunga malah dinaikkan yang malah membuat pasar riil tambah susah sementara pasar uang malah dibantu yang jelas2 membuat susah?

mungkin lebih bagus kata2nya : mari kita memperkuat sektor riil, mari kita arahkan pertumbuhan di sektor riil, mari kita lebih realistis..

Ketiga, mengoptimalkan APBN 2009 untuk tetap memacu pertumbuhan ekonomi dan membangun social safety,

mengoptimalkan disini apa maksudnya? ekspansif? atau kontraktif?
klo ekspansif artinya naikkan Pengeluaran, kurangi pajak..
klo kontraktif artinya tahan pengeluaran, tambah pajak..
seharusnya kalau terjadi krisis yang dilakukan adalah ekspansif, dengan tujuan mendorong perekonomian kembali dengan belanja pemerintah yang lebih besar kepada masyarakat, sementara pajak yang memberatkan orang kecil dikurangi untuk meningkatkan daya beli.. pajak ekspor dikurangi,,
kalo kontraktif biasanya kalo pertumbuhan ekonomi terlalu tinggi, untuk mendistribusi hasil pertumbuhan agar lebih merata dan mencegah inflasi juga bubble economics..
nah disini arahnya kmana? harusnya poin arahan disini lebih grounded, agar keprcayaan masyarakat lebih tumbuh..

kelima, efisiensi, dan batasi pembelanjaan yang konsumtif, serta pembelanjaan yang bisa ditunda.
Nah yang ini juga menarik untuk disimak, kalo dilihat poin ini kontraproduktif dengan poin sebelumnya.. perlu dipertanyakan juga siapa yang harus membatasi pembelanjaan, orang kaya? konsumen? atau produsen? kalo orang kaya oke, tapi klo produsen membatasi pembelanjaan bagaimana mereka bisa tumbuh? seharusnya malah didukung oleh belanja pemerintah, dan konsumen secara keseluruhan seharusnya didukung peningkatan daya belinya..
lebih baik kalau isi arahan yang ini lebih ditujukan pada bagaimana meningkatkan kembali daya beli masyarakat secara umum sehingga masyarakat mendorong sektor riil utk tumbuh.

Keempat, dunia usaha atau sektor riil harus tetap bergerak supaya pajak dan penerimaan negara tetap terjaga. Sehingga pengangguran tidak bertambah. Kewajiban BI adalah menjamin kredit dan likuiditas, sedangkan kewajiban pemerintah pada kebijakan regulasi, iklim, dan insentif agar sektor riil tetap berjalan.
ini arahan yang sebenarnya bentuknya lebih membumi, paling teknis, dan lebih meyakinkan tapi... isinya masih membingungkan..
bagaimana sektor riil mau bergerak, kalau pemerintah malah meminta pajak? bagaimana mereka memilki harga yang bisa bersaing dengan produk cina? bagaimana mungkin pengangguran bisa dikendalikan klo ekonomi masih biaya tinggi?
seharusnya arahan ini digabung dengan arahan ttg pertumbuhan ekonomi dan tidak perlu mengungkit soal pajak.. sensitif buat sektor riil.. atau bisa juga dengan arahan pada pelaku pasar dan aparat pemerintah untuk mengurangi high cost economy (ekonomi biaya tinggi)..
dan hati2 inflasi (kenaikan harga secara umum) dan pengangguran berbanding terbalik, pilih mana yang ingin dikendalikan..

Kelima, cerdas menangkap peluang untuk lakukan perdagangan dan kerjasama ekonomi dengan negara lain.
kalau yang ini saya setuju, tetapi kenapa baru sekarang? selama ini kita terlalu bergantung pada Amerika Serikat, Asia Timur dan eropa, sementara negara berkembang lain sudah merambah pasar yg lebih potensial (penduduknya lebih banyak). lalu kenapa hanya timur tengah dan Rusia yang menajdi target perlausan pasar, klo Rusia sih Oke. penduduknya sama dengan AS, tapi jgn lupa masih ada Asia Selatan (India, Pakistan, Bangladesh) yg penduduknya buanyak sekali, Afrika yang sangat dekat hubungan politiknya dgn Iindonesia dan Amerika Latin (yang cenderung ekonominya saat ini lebih stabil.. ), semuanya jelas-jelas memiliki penduduk yg sangat banyak dan memiliki hubungan politik yang jauh lebih baik dgn Indonesia.

Keenam, melakukan kampanye besar-besaran untuk konsumsi produk dalam negeri.
nah ini juga aneh, Kampanye? kenapa hanya sebatas kampanye, cara yang dipikirkan? kenapa targetnya hanya masyarakat sebagai konsumen? Masyarakat jangan disalahkan karena tidak membeli produk dalam negeri? masyarakat akan membeli produk kita, kalau produk kita mudah diperoleh dan memiliki harga serta kualitas produk yang bersaing.
nyatanya di kalimantan dan beberapa provinsi lainnya terutama di daerah yang berbatasan langsung dengan luar negeri, kita akan lebih mudah menemukan produk Malaysia, Cina, dan Taiwan, bahkan Phillipina. dimana harus mencari produk kita? sementara produk kita saja di Jakarta kesulitan bersaing harga dgn produk cina, bila dipaksakan membeli produk lokal bagaimana kita bisa mencegah masyarakat menjadi lebih konsumtif? kan harga lokal lebih mahal.
seharusnya pemerintah yang memfasilitasi produk lokal agar lebih mudah diperoleh dan terjangkau harganya.
sektor usaha yang harus lebih dihimbau, utnuk menciptakan produk lokal yang lebih berdaya saing. tidakhanya untuk bersaing di luar negeri tetapi juga dalam negeri. hati-hati kalau tidak bisa bersaing, krisis finansial AS akan menyebabkan produk cina membanjiri Indonesia dengan ahranya yang super murah.. baik legal maupun ilegal. kecuali pemerintah berani mendumping dan memberikan tarif yg tinggi pada Cina, dan benar2 menjaga jalur masuk distribusi barang ke DN agar dpt menekan penyelundupan masuk.

Ketujuh, adanya sinergi kemitraan antara pemerintah, BI, dan pihak swasta.
memang selama ini tidak ada sinergi? ketauan dong ngga kompak.. kenapa pemerintah daerah tidak dilibatkan? bukankah mereka yang paling menentukan sekarang, terutama bagi sektor riil.

Kedelapan, menghentikan sikap ego sektoral dan budaya bisnis usually.
wah yang ini no komen, kayanya masalah pribadi intern pemerintah. kalo urusan budaya bisnis "usually" kita kursus bahasa Inggris yuk.. makanya aparatnya juga harus transparan dong,, jgn mau berkolusi dengan bisnis "usually"..

Kesembilan, pada 2008-2009 adalah tahun politik dan pemilu, sehingga Presiden menyerukan, untuk melakukan politik yang nonpartisan dalam menghadapi dampak krisis global ini.
gimana ga non partisan partainya aja sekarang udah ngebengkak lagi diatas 34 parpol.. kalo soal pemilu 2009 sih tinggal bagaimana presidennya aja meningkatkan kepercayaan masyrakat dengan membuktikan semua arahan 1 sampai 8 bisa dilakukan.. klo bener2 dilakukan insya allah bisa menang lg, minimal putaran pertama..


Kesepuluh, melakukan komunikasi tepat dan bijak kepada masyarakat.
ini arahan buat masyarakat atau intern pemerintah? mungkin bisa diperjelas buat intern pemerintah apa, buat masyarakat apa? komunikasi yang tepat seperti apa? bijak seperti apa?
mungkin lebih bagus kalo "segenap penentu kebijakan harus benar-benar mewujudkan arahan diatas agar kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah terus terjaga bahkan semakin meningkat"


Yah demikian saja komentarnya.
yang paling penting pemerintah harus membuat kebijakan yang benar-benar membumi, bisa dimengerti, bisa dilaksanakan dan bisa dirasakan seluruh lapisan masyarakat..
jangan membuat arahan yang membingungkan dan tidak dimengerti dan bisa disalahtafsirkan masyarakat awam seperti saya..

1 comment:

Anonymous said...

Di.. kerjain tesis Di... kerjaiiiin